Perkuliahan di Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Indraprasta PGRI

 


 Masa pandemik Covid-19 yang terjadi di Indonesia hingga saat ini menimbulkan beberapa permasalahan dibidang pendidikan. Permasalahan pertama, sistem belajar secara langsung (tatap muka) menjadi daring. Dampak perubahan ini sangat dirasakan oleh beberapa guru dan dosen yang ada di Indonesia. Permasalahan kedua, waktu belajar yang sudah pasti (contoh: 3 sks = 2,5jam) menjadi lebih fleksibel. Perubahan ini memberikan efek yang mengakibatkan dosen menjadi sulit untuk mengatur waktu dikarenakan harus ada waktu setiap saat apabila mahasiswa ada yang bertanya. Permasalahan ketiga, hubungan antara mahasiswa dan dosen tidak terbentuk secara nyata dikarenakan pertemuan daring. Dari ketiga permasalahan tersebut, yang paling urgent adalah permasalahan pertama, yaitu perubahan sistem belajar secara langsung (tatap muka) menjadi daring. Perubahan sistem belajar secara langsung (tatap muka) menjadi daring menyebabkan banyak  paradigma . Ada yang mengangap ini sebuah perubahan positif, dengan asumsi bahwa dosen semakin melek teknologi yang bisa sejalan dengan perkembangan masa. Ada juga yang menggangap ini sebagai perubahan negatif, dikarenakan dosen tidak dapat mengetahui secara langsung tentang karakter, kepribadian, sikap, atau sifat mahasiswanya. Dan realitanya, selama masa lockdown pandemik Covid-19 terjadi, kebanyakan mahasiswa mengeluh pada sistem pembelajaran yang bersifat daring. Pembelajaran yang bersifat daring, nyatanya hanya tugas dan terkadang tanpa penjelasan terkait materi yang diajarkan. Secara tidak langsung, permasalahan ini bisa berdampak pada motivasi serta minat mereka, karena setiap mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang berbeda. Mahasiswa menyatakan bahwa minat berkaitan dengan perasaaan seseorang terhadap sesuatu yang timbul karena adanya perasaan senang yang menyebabkan orang tersebut selalu memerhatikan dan mengingatnya secara terus menerus. Lebih lanjut minat belajar sebagai faktor yang mendorong mahasiswa untuk belajar berdasarkan ketertarikannya pada pembelajaran melalui aspek pembangun motivasi, fenomena yang terbentuk akibat interaksi sosial, dan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan belajar. 

 Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi minat mahasiswa ketika tertarik untuk belajar yaitu kesiapan belajar dan kesempatan belajar yang diinginkannya, sehingga minat tersebut dapat diukur melalui empat indikator, yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar, dan pengetahuan.


 Mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah apabila tergolong dalam kelompok berikut; 

  1. Tidak fokus pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
  2. Tidak mempunyai kemauan untuk mengikuti pelajaran. 
  3. Kurangnya antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  4. Bersifat pasif. 
  5. Tidak mendengar atau mencatat apa yang dijelaskan oleh dosen.
  6. Apabila mahasiswa diminta untuk menyampaikan tanggapan dan pertanyaannya atas materi yang disampaikan, mahasiswa hanya diam.


 Dan apabila mahasiswa memiliki minat belajar tinggi, mereka akan mempunyai perhatian terhadap pelajaran tersebut dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa Univesitas Indraprasta PGRI Jakarta, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa via telpon atau aplikasi komunikasi. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai minat yang rendah pada saat proses pembelajaran melalui daring. Hal tersebut dikarenakan penjelasan yang seringkali terganggu oleh jaringan, layar handphone terkadang hang. Dampak lainnya pada motivasi belajar mahasiswa. Motivasi adalah tindakan secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut, motivasi belajar adalah sebuah daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (yang berasal dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (yang datang dari luar individu).Saya, berpendapat bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar akan memperoleh hasil cukup baik. Tidak hanya itu, mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi juga dapat menyelesaikan suatu masalah dengan mudah. Indikator untuk mengukur motivasi belajar yaitu dalam menghadapi kesulitan akan ulet, minat meningkat, tekun menghadapi tugas, mandiri, dan dapat mempertahankan pendapatnya .Peneliti juga melakukan studi pendahuluan melalui penyebaran 30 kuesioner kepada mahasiswa Univesitas Indraprasta PGRI Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa 20 (66,6%) mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah, 5 (16,7%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang sedang, dan 5 (16,7%) mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. artinya, masih banyak mahasiswa memiliki motivasi belajar rendah Disimpulkan bahwa minat dan motivasi pada belajar mahasiswa Univesitas Indraprasta PGRI Jakarta berada pada kategori rendah. Hal ini berdasarkan oleh faktor dari internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor umum dari internal atau eksternal adalah persepsi mahasiswa. Persepsi mahasiswa adalah proses dimana mahasiswa memaknai, melakukan evaluasi, menerima, menyampaikan pendapat, menguji data dan merespon pancaindra terhadap apa yang dilihatnya. Persepsi mahasiswa diukur melalui persepsi kemudahan, kebermanfaatan, dan penerimaan. Selain persepsi mahasiswa, Salah satu cara untuk mengatasi masalah itu dengan cara mendesain ulang pembelajaran yang menarik, seperti menggunakan e-learning: google classroom. Ada banyak penelitian tentang minat belajar dan motivasi belajar. Namun, kebanyakan dari penelitian tersebut menggunakan minat atau motivasi sebagai variabel independen. Tidak banyak peneliti yang menggunakannya sebagai variabel dependen. Penelitian tentang persepsi mahasiswa juga tergolong masih sedikit, apalagi khusus pada e-learning seperti google classroom. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian berlandaskan statement tersebut. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa tentang e-learning google classroom pada minat belajar ?, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa tentang e-learning google classroom pada motivasi belajar ?. 

 

 Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara Dosen dan Mahasiswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Dosen harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun Mahasiswa berada di rumah. Solusinya, Dosen dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).


 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah daring mengacu pada koneksi melalui jaringan computer, internet dan sebagainya. “Pembelajaran daring mengacu pada penggunaan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas dan kemampuan untuk menghasilkan beragam jenis interaksi pembelajaran”. Seperti yang tercantum pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 berkenaan Sistem Pendidikan Nasional terhadap kalangan belajar terjadi proses interaksi antar Dosen, Mahasiswa dan sumber belajar. Interaksi dari aspek tersebut yang membuat proses belajar tersistem melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. 


 Menurut saya, “Interaksi dalam pembelajaran akan berlangsung secara dinamis sehingga didalamnya akan ditemukan pengembangan dan pengalaman hidup agar tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan”.Pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer. Dengan kata lain pembelajaran antara Mahasiswa dan Dosen tanpa pembelajaran tatap muka tetapi memakai jaringan internet (online) dari tempat yang berbeda-beda. Menurut saya, “Pembelajaran daring sepenuhnya bergantung pada akses jaringan internet”. Disebabkan jaringan itu mampu terhubung langsung dan memiliki cakupan global (luas). Melalui internet, Mahasiswa mampu berpartisipasi dalam banyak studi tanpa batasan. Pembelajaran daring juga dapat diadakan dan diikuti secara gratis maupun berbayar”. Unsur-unsur pada pembelajaran secara daring diantaranya adalah Dosen, Mahasiswa, teknologi pembelajaran yang sesuai materi dan memakai media pembelajaran. Dalam memahami kesiapan belajar daring Mahasiswa, Dosen bukan hanya dapat memberikan pembelajaran secara daring jauh lebih baik tetapi juga untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran daring.

 

 Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan pembelajaran secara daring dalam pelaksanaannya memakai jaringan internet atau smartphone maupun laptop yang terhubung langsung, cakupannya global (luas), memanfaatkan penggunaan teknologi mobile yang sesuai, dan Proses pembelajaran dapat diselesaikan kapanpun dimanapun dengan gratis atau dengan biaya.


Manfaat pembelajaran daring menurut saya ,terdiri atas 3 hal, yaitu:

  1. Mengembangkan tingkat interaksi belajar antara Mahasiswa dan Dosen.
  2. Memungkinkan waktu dan tempat untuk belajar dan berinteraksi dimana dan kapan saja.
  3. Tingkatkan materi pembelajaran dengan mudah, konten dan fungsi pengarsipan yang mudah diperbarui.

Menurut saya, manfaat pembelajaran daring yaitu:

  1. Mengembangkan kualitas pendidikan dan penataran melalui penggunaan multimedia yang efektif untuk pembelajaran.
  2. Mengembangkan ketercapaian pendidikan dan penataran berkualitas yaitu dengan menerapkan pembelajaran dalam jaringan.
  3. Mengurangi biaya penyediaan pendidikan dan penataran berkualitas dengan menggunakan sumber daya bersama.


 Berdasarkan landasan para ahli diperoleh tanggapan yaitu meski ada kekurangan dalam pelaksanaannya, pembelajaran online memberikan manfaat yang banyak pembelajaran didalam kelas saat keadaan begini tidak dimungkinkan kita bisa mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Manfaat pembelajaran dalam jaringan antara lain belajar bisa kapanpun dan dimanapun, untuk pembelajaran bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing Mahasiswa.


 Slogan “Merdeka Belajar” yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nampaknya belum menggugah para dosen, apalagi para mahasiswa dalam implementasi pembelajaran daring. Pendidikan sebagai cara untuk melakukan transformasi gagasan, membangun karakter diri seseorang tentang nilai-nilai disiplin, integritas, respek kepada orang lain, menghormati hak-hak dan kewajiban warga negara, menghargai ruang privat dan publik secara seimbang nampaknya belum terlalu menjadi kelaziman di dunia pendidikan kita.


Sumber : Universitas Indraprasta PGRI,Perkuliahan Daring

redaksifajarnews

jurnalisfajar

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perkuliahan di Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Indraprasta PGRI"

Posting Komentar